Rabu, 07 Desember 2011

Prinsip dasar instalasi plumbing

Dalam perencanaan dan pemasangan alat plambing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hali ini tidak dapat diabaikan keberadaannya, karena mampu mengurangi (menurunkan) kemanfaatannya dari sistem dan dapat mengganggu konstruksi gedung. Prinsip-Prinsip itu adalah :
1. Konsep denah alat plambing
Konsep denah alat plambing selain mempertimbangkan pemakaian energi secara keseluruhan yang perlu dijadikan dasar peletakan alat plambing adalah segi arsitektual bangunan atau dapat disebut sebagai aspek estetika tata ruang bangunan.

2. Perlindungan konstruksi gedung
Perlindungan konstruksi gedung dilakukan karena adanya pembebanan akibat pemasangan pipa dan perlengkapannya. Untuk keperluan tersebut pipa tidak boleh langsung dipasang menembus bagian konstruksi sepertoi pondasi, balok, atau dinding. Oleh karena itu dibuatlah selubung (sleeve) yang terpasang pada tempat dimana pipa menembus.
3. Perlindungan pipa dari kerusakan
Perlindungan pipa dari kerusakan penting diperhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas air yang didistribusikan. Beberapa kerusakan yang dapat terjadi adalah korositas, yang menyebabkan perkaratan biasaanya terjadi pada pipa besi. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian lapiasan aspal atau cat untuk menahan karat.
4. Perencanaan sistem plambing yang baik
Perencanaan sistem plambing yang baik adalah memperhatikan pemasangan katup untuk pengeluaran udara sehingga tidak menimbulakan penyumbatan. Perlakuan pemasangan pipa baik yang lurus dan pipa yang melengkung haruslah berbeda. Misalnya, pada pipa yang mendatar keatas dibuat agak miring (searah aliran).

5. Perencanaan sistem pembuangan
Perencanaan sistem pembuangan untuk mencegah pipa dari tersumbatnya dan kerusakan pipa akibat turbulensi aliran, maka kemiringan pipa dibuat sama atau lebih dari diameter pipa.
Sistem penyediaan air bersih meliputi berbagai peralatan seperti tangki air bawah tanah (ground reservoar), tangki atas atap (roof tank), pompa, perpipaan dan aksesoris lainnya. Dengan peralatan-peralatan seperti ini yang dirancang dan dipasang dengan baik diharapkan aliran air baik untuk air bersih maupun air buangan dapat dialirkan tanpa hambatan.

Pada dasarnya ada dua sistem pengaliran air dalam gedung, yaitu:
1. Sistem Pengaliran Air Keatas
Pipa utama dipasang dari tangki atas ke bawah sampai langit-langit lantai terbawah gedung dan bercabang tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai atasnya, lantai terbawah memiliki langit yang lebih tinggi sehingga memudahkan dalam pemasangan pipa.

2. Sistem Pengaliran Kebawah
Pipa utama dipasang dari tangki atas mendatar dalam langit-langit teratas gedung dan dibuat cabang-cabang tegak ke bawah untuk melayani lantai-lantai di bawahnya. Pada sistem ini diperlukan ruang yang cukup dalam langit-langit teratas untuk memasang pipa utama secara mendatar, serta ruang yang cukup pula untuk perawatan dan pemeliharaan, operasi penyetelan katup-katup pada pipa tegak ke bawah.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Elevator & Eskalator Pada Perencanaan Instalasi Gedung Bertingkat

Jika kita mendirikan bangunan, bukan hanya keindahan tampak bangunan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan yang harus kita perhatikan.
Namun juga keamanan bangunan tersebut terhadap segala bencana yang dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang terdapat didalam bangunan tersebut.
Selain itu juga harus diusahakan kemudahan bagi penyelamatan penghuni bila terjadi bencana.
Setiap rencana instalasi dari bangunan yang akan dilaksanakan harus diteliti dahulu oleh seksi Instalasi dan Perlengkapan Bangunan/TPIB (Team Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan).
Beberapa macam Instalasi yang harus diperhatikan :
  1. Instalasi Pemadam Kebakaran
    Sistem yang bisa digunakan antara lain :
    * Sistem Hydrant
    * Sistem Sprinkler
    * Sistem Fire Alarm
  2. Instalasi Elevator & Eskalator
    Didalam perencanaan instalasi Elevator dan Eskalator, yang harus diperhatikan:
    * Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan
    * Elevator penumpang, barang dan kebakaran harus terpisah
    * Cara penanggulangan bila terjadi keadaan darurat.
  3. Instalasi Air Buangan
    Didalam perencanaan instalasi air buangan, yang harus diperhatikan antara lain :
    * Sistem jaringan air kotor dan air hujan diluar bangunan
    * Sistem pengelolaan air kotor
    * Pengolahan air kotor tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya.
  4. Instalasi Listrik
    Didalam perencanaan instalasi listrik yang harus diperhatikan adalah :
    * Sakelar khusus ukuran (rating) pengaman jenis pengaman dan penampang kabel
    * Penempatan generator genset
    * Sumber tenaga yang digunakan PLN, atau pembangkit tenaga listrik sendiri.
  5. Instalasi Plumbing
    Didalam perencanaan instalasi plimbing yang harus diperhatikan adalah :
    * Sistem pemipaan air bersih
    * Sistem pemipaan air limbah
    * Sistem pemipaan air hujan
    * Sistem pemipaan air limbah.
  6. Instalasi Air Codition dan Refrigeration
    * Apabila harus terjadi kebakaran, AHU pada lokasi kebakaran harus mati secara otomatis berbarengan dengan fire alarm bekerja
    * Faktor keamanan yang dipakai.
===OOO===
Dari sekian banyak instalasi gedung bertingkat yang harus diperhatikan, berikut ini akan sedikit diulas tentang instalasi alat transportasi vertikal pada gedung bertingkat.
*****
ALAT TRANSPORTASI VERTIKAL
Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :
  • Elevator (Lift).
  • Eskalator
  • Travelator / Moving walk
Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-13, tenaga manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak.
Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh Elisha Graves Otis.

sumber : http://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-gedung-bertingkat/

Sistem Instalasi Plumbing

Sistem instalasi plumbing pada gedung-gedung umumnya terbagi atas tiga bagian utama yang harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyamanan penghuni :
  1. Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
  2. Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
  3. Instalasi Plumbing Sistem Venting.
Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water tank).
Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan pompa transfer.
Distribusi air bersih pada dua lantai teratas untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa pendorong (booster pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan untuk cadangan satu hari pemakaian air. Dan kualitas air disesuaikan dg peraturan, UU dan standar yg berlaku di wilayah yang bersangkutan. Untuk Indonesia: SNI No. 01-0220-1987 tentang air minum yang boleh dialirkan ke alat plumbing, No.907/PERMENKES/VII/2002 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Baku Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara, dan sistem plumbing standart nasional indonesia, SNI 03 – 6481 – 2000 Sistem Plumbing.
Sistem Penyediaan Air Bersih terbagi menjadi empat sistem:
  • Sistem Sambung Langsung
  • Sistem Tangki Atas
  • Sistem Tangki Tekan
    • Sistem Hydrocel
    • Sistem Diaphragma
  • Sistem Tanpa Tangki
    • Sistem kecepatan putaran pompa konstan
    • Sistem kecepatan putaran pompa variable
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
  • Pompa Transfer, berfungsi untuk memompa air bersih dari ground water tank ke roof tank melalui pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer yang sering dipakai, antara lain :
    • End Suction Pump
    • Horizontal Split Case Pump
    • Multi Stage Pump
    • Centrifugal Pump
  • Pressure Tank, berfungsi untuk meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
    • Diaphragma Pressure Tank
    • Non Diaphragma Pressure Tank atau Well Pressure Tank
Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
  • Check Valve, penahan aliran balik air didalam instalasi pipa.
  • Gate Valve, pengatur buka-tutup aliran air didalam pipa.
  • Ball Valve, pengatur jumlah aliran air didalam pipa.
  • Butterfly Valve, pengatur buka-tutup aliran air di dalam pipa.
  • Floating Valve, klep pengatur buka-tutup aliran air ke tanki.
  • Foot Valve, penahan air balik di bawah pipa isap.
  • Strainer, berfungsi sebagai filter air.
  • Flexible Joint, penahan getaran dan gerakan.
  • Pressure Gauge, pengukur tekanan.
  • Pressure Switch, alat kontak hubung-putus akibat tekanan.
  • Flow Switch, alat kontak hubung-putus akibat aliran.
  • Water Meter, pengukur debit air

Plumbing

motor-spacer-blocksSistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan bagian penerima air (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bagian lainnya seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.